RS Regional Pegasing: Dari Harapan Menjadi Beban, Kini Menanti “Nafas Baru”

- Editor

Senin, 8 September 2025 - 10:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Takengon – Sebuah bangunan megah berdiri di Pegasing, Aceh Tengah. Dulu ia dirancang sebagai rumah sakit rujukan terbesar di wilayah tengah Aceh. Namun kini, yang tampak hanyalah dinding kusam, plafon bolong, lobi runtuh, instalasi rusak, dan halaman yang ditumbuhi semak liar.

Rumah Sakit Regional Pegasing, nama yang sempat dielu-elukan, justru lebih mirip gedung terbengkalai daripada pusat kesehatan. Kondisinya kian memprihatinkan: 12 unit pendingin ruangan (AC central) hilang tak berjejak, kaca pecah, material bangunan berserakan, hingga kabel listrik porak-poranda.

Alih-alih melayani masyarakat, gedung ini kini menyisakan cerita pahit. Ia menjadi saksi bisu kasus korupsi yang menyeret lima orang ke meja hijau. Proyek pembangunan yang bersumber dari APBA 2011 itu meninggalkan kerugian negara sekitar Rp1,17 miliar.

Lebih dari satu dekade berlalu, luka lama itu belum benar-benar sembuh. Pemerintah Aceh kembali dihadapkan pada dilema besar: biaya perbaikan yang mencapai Rp40 miliar, sebagaimana hasil kajian teknis Dinas Perkim Aceh pada 2025. Angka fantastis itu tentu mustahil ditanggung sendiri oleh Pemkab Aceh Tengah yang tengah bergulat dengan defisit anggaran.

Baca Juga:  PLTA Peusangan Masih Sarat Masalah, Bagaimana Presiden Bisa Meresmikan?

Besok, Pemerintah Aceh dijadwalkan menyerahkan bangunan ini kepada Pemkab Aceh Tengah melalui mekanisme hibah. Namun, ada catatan penting: operasional rumah sakit baru bisa berjalan setelah Pemprov Aceh membantu menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Artinya, tanggung jawab pemulihan fisik gedung tetap berada di pundak Pemerintah Aceh.

Tanpa perbaikan menyeluruh, RS Regional Pegasing hanya akan jadi bangunan kosong – monumen kerusakan yang tak pernah berfungsi sebagaimana cita-cita awal.

Masyarakat Aceh Tengah tentu berharap, gedung ini tak lagi menjadi “bangunan angker berlapis kasus”, melainkan benar-benar bangkit sebagai pusat pelayanan kesehatan modern. Harapan itu kini menggantung pada komitmen Pemerintah Aceh: apakah berani memberi “nafas baru” bagi rumah sakit yang sudah lama kehilangan fungsinya.

Berita Terkait

Pengerjaan Proyek MCK PUPR Aceh Tenggara Tahun 2025 Swadaya Desa , Dinas PUPR sarang masalah
Babinsa Koramil 04/Bintang Bantu Warga Membangun Rumah di Desa Dedamar
Pembuatan MCK oleh Satgas TMMD ke-126 di Desa Arul Gele Capai 30 Persen
Tumbuhkan Kesadaran,Tim Satgas TMMD ke 126 Berikan Penyuluhan Hukum Dan Kamtibmas
Satgas TMMD Ke-126 Kodim 0106/Aceh Tengah Bantu Pemasangan Jalur Pipanisasi di Desa Bukit Sari
Apakabar Efesiensi,Aceh Tenggara Kagak Ngaruh,Yang Penting Beli Mobil Dinas
Tenggelam di Tengah Kesadaran: Ego yang Menghapus Masa Depan
Polres Aceh Tengah Gelar Donor Darah, Wujud Kepedulian Sambut Hari Jadi Humas Polri ke-74
Berita ini 36 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 08:35 WIB

Pengerjaan Proyek MCK PUPR Aceh Tenggara Tahun 2025 Swadaya Desa , Dinas PUPR sarang masalah

Rabu, 22 Oktober 2025 - 15:34 WIB

Tenggelam di Tengah Kesadaran: Ego yang Menghapus Masa Depan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:02 WIB

Wakil Bupati Aceh Tengah Serahkan Bantuan Masa Panik untuk Korban Kebakaran di Wih Nongkal

Selasa, 21 Oktober 2025 - 06:01 WIB

Buka Musda MPU Periode 2025-2030, Bupati Haili Yoga Harapkan Pengurus Baru Selaras dengan Visi Pembangunan Daerah

Senin, 20 Oktober 2025 - 15:12 WIB

Mahran,Ajukan Keberatan Tertulis, Pemilihan Reje Pedemun Syarat Manifulatif

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:56 WIB

Deputi I Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima: Perjuangan Aceh Belum Selesai, Damai Harus Terus Dirawat

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:53 WIB

Deputi I Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima: Perjuangan Aceh Belum Selesai, Damai Harus Terus Dirawat

Senin, 20 Oktober 2025 - 10:21 WIB

Diduga Sarat Kecurangan, Pemilihan Reje Pedemun Berpotensi Diulang

Berita Terbaru