Oleh Ketua DKD LSM Kaliber Aceh Zoel Kenedi
Takengon – pilargayonews.com |Sudah hampir setahun Kepemimpinan Pemerintahan dalam visi dan Misi perbaikan namun hasil kerja nyatanya belum terlihat menyentuh kepada masyarakat, hanya cawe cawe dalam meraih simpati Masyarakat Aceh Tenggara.Lalu di mana hebat nya Agara.Selogan kata_kata mu Bro
Kalau hanya masalah harga pupuk ditekan menjadi stabil itu karena sudah ada aturannya yang berlaku dari pihak Pupuk Indonesia bukan hasil dari buah ide seorang pemimpin Daerah Alas Metuah ini.
Kalau hanya mengandalkan 10 Tahun di gedung senayan masih belum cukup untuk memimpin Aceh Tenggara iniMasyarkat saat ini butuh bukti bukan janji janji ,kalau yang merasakan perbaikan hanya Timses yang memuji itu suatu ke tololan dalam memimpin Daerah,sebab Masyarakat yang memilih bukan hanya Timses saja namun hampir seluruh Masyarakat ini memilihmu untuk duduk jadi orang no Wahid di Daerah ini.
Mutasi dan rotasi itu saja belum terlaksana terkesan takut padahal masih mengumpulkan fee atau upeti untuk menutupi hutang Pilkada lalu ,siapa sich tidak berhutang disaat berjuang ,namun bukan seperti saat ini mainnya.
Kalau mau merubah Aceh Tenggara maupun memperbaiki Daerah ini bukan Seperti saat ini , tunjukan kerja nyata bukan happy happy yang tidak membuahkan hasil tidak menunjukan Kinerja nyata ,hanya bangga dengan perayaan hari jadi , Seperti aliran Yahudi Israel.
Tunjukan kenerja hebat mu ,bukan menunjukan ego mu , ciptakanlah pemimpin pemimpin SKPK yang yang banyak nan hebat ,bukan banyak menciptakan pengikut bak traid traid mafia dunia.
Di segi mana hebatnya cara kepememipinan anda ,penndidikan mutu merosot pembangunan apa lagi fee proyek yang ada banyak Sehingga kualitas hasil kerjaan ambrudalu asal jadi jangan bilang sudah menjadi pemimpin hebat jika masih budaya preman di pakai digunakan untuk menyingkirkan pengkritik mu
Bercontohlah kepada tokoh Lee Kuan Yew dan Deng Xiaoping.Lee Kuan Yew dan Deng Xiaoping adalah contoh pemimpin dunia fenomenal dan berhasil mengubah negerinya dari ketidakteraturan, ketertinggalan dan kemiskinan menjadi negara maju.
Lee adalah Perdana Menteri Singapura pertama dan memimpin selama 31 tahun (3 Juni 1959 – 28 November 1990). Lee mengawali kepemipinannya dengan membuka ruang dan mengedukasi rakyatnya agar terbangun visi dan fanatisme akan sebuah kemajuan. Setelah itu dilanjutkan dengan sejumlah program prorakyat antara lain pembaharuan kawasan perdesaan, meningkatkan emansipasi wanita, reformasi pendidikan dan pengembangan berorientasi industrialisasi.






