Takengon, Pilargayonews.com – Ketua Gayo Conservation, Abrar Syarif, memberikan apresiasi tinggi atas langkah tegas Bupati Aceh Tengah dalam menertibkan praktik “Cangkul Padang” dan “Cangkul Dedem” di Danau Lut Tawar. Menurutnya, kebijakan ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian ekosistem danau yang menjadi kebanggaan masyarakat Gayo.
“Kami sangat mendukung upaya Bupati Aceh Tengah dalam menertibkan alat tangkap yang merusak ekosistem Danau Lut Tawar. Langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya ikan dan kesejahteraan nelayan tradisional,” ujar Abrar Syarif.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah bersama unsur Muspida, para reje dari kampung-kampung sekitar danau, nelayan, serta berbagai organisasi masyarakat telah sepakat untuk menertibkan penggunaan alat tangkap “Cangkul Padang” dan “Cangkul Dedem” yang dinilai merusak lingkungan perairan. Pertemuan yang digelar di Desa Mendale, Kecamatan Kebayakan, pada 26 Maret 2025, menghasilkan komitmen bersama untuk segera menindaklanjuti penertiban tersebut.
Bupati Aceh Tengah menegaskan bahwa penertiban ini bukan hanya soal penegakan aturan, tetapi juga upaya menjaga keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan sumber daya bagi masyarakat sekitar. Kepala Dinas Perikanan Aceh Tengah, Iwan Ernis, menambahkan bahwa praktik “Cangkul Padang” dan “Cangkul Dedem” dapat merusak ekosistem perairan dan mengancam sektor perikanan di Danau Lut Tawar.
Abrar Syarif juga menekankan pentingnya penegasan regulasi serta soliditas kerjasama lintas instansi dan lembaga dalam upaya penertiban “Cangkul Padang” ini. Ia menyatakan bahwa hasil kesepakatan hari ini merupakan anugerah di bulan suci ini, mengingat perjuangan selama hampir enam tahun untuk kelestarian Danau Lut Tawar akhirnya mendapat respons dan tindakan nyata dari pemerintah.
“Perjuangan untuk keadilan lingkungan terhadap Danau Lut Tawar adalah tujuan utama kita bersama,” tambahnya. Abrar juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja, untuk tetap konsisten dan profesional dalam menjalankan arahan Bupati demi kelestarian danau. “Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian danau ini. Mari kita bersama-sama melestarikan Danau Lut Tawar untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Yusra Efendi