Takengon,Pilargayonews.com — Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Aceh Tengah,yang sempat di beritakan sebelumnya telah melecehkan profesi wartawan dalam percakapannya dengan jurnalis lokal, Bayu Reslita.
Namun, Muamar di dalam sebuah pertemuan dinsebuah kafe menepis tudingan tersebut dan menyebut bahwa semua hanyalah hasil dari kesalahpahaman komunikasi.
“Kami hanya bertemu di rumah salah satu kerabat, dan saling menyapa seperti biasa. Saya kenal baik dengan Bang Bayu, jadi obrolan kami saat itu bernuansa candaan. Saya sempat bertanya, ‘Abang wartawan, mana tulisan Abang?’ Itu murni guyon,” terang Muamar, Kamis (24/4).
Ia tak menyangka bahwa candaan ringan tersebut kemudian diartikan secara serius dan menjadi pemberitaan yang menyudutkan dirinya. Muamar menegaskan bahwa pada pertemuan tersebut tidak ada sesi wawancara, apalagi pernyataan yang menyinggung profesi jurnalis.
“Sebagian besar wartawan justru adalah teman dan mitra saya. Tidak mungkin saya melecehkan profesi yang selama ini sangat saya hargai,” ungkapnya.
Muamar mengaku langsung mengambil langkah proaktif dengan menemui Bayu Reslita untuk menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan.
“Alhamdulillah, sudah ada titik terang. Kami sudah duduk bersama, dan sama-sama menyadari bahwa ini hanya salah tafsir dalam komunikasi,” jelasnya.
Ia juga berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan, baik dari pihaknya maupun dari kalangan jurnalis. Menurutnya, introspeksi bersama adalah kunci untuk menjaga hubungan baik antar pihak, khususnya menjelang tahun politik yang rawan gesekan.
“Masalah ini sudah selesai. Kami saling menghormati, dan saya harap publik juga bisa memahami duduk persoalan yang sebenarnya. Jangan sampai salah tafsir membuat hubungan baik menjadi rusak,” pungkas Muamar.
Editor: Yusra Efendi