Takengon, Pilargayonews.com – Dalam momen yang penuh emosi dan harapan, Ketua DPRK Aceh Tengah, Fitri Diana Mugi, berdiri di hadapan ratusan massa yang memadati Gedung DPRK Aceh Tengah, Kamis, 16 Mei 2025. Dengan suara lantang, ia menyampaikan komitmen lembaganya untuk berpihak kepada rakyat.
“Kami adalah bagian dari masyarakat! Saya pastikan, tidak akan ada pembongkaran Cangkul Padang dan Cangkul Dedem sebelum Bupati Aceh Tengah duduk langsung, berhadapan dengan Ama, Ine, dan seluruh saudara kami yang terdampak!” tegas Fitri Diana, disambut sorakan solidaritas dari warga yang hadir.
Pernyataan ini menjadi penegasan sikap legislatif dalam merespons gejolak protes masyarakat nelayan yang menolak rencana normalisasi Danau Lut Tawar yang dinilai mengancam ruang hidup mereka.
Aksi damai ini berlangsung tertib namun penuh semangat. Ratusan personel Polres Aceh Tengah dikerahkan untuk melakukan pengamanan, memastikan jalannya aspirasi rakyat tanpa benturan.
Para demonstran yang tergabung dalam Forum Nelayan Lut Tawar datang dengan harapan besar: pemerintah mendengar bukan hanya dari laporan, tetapi dari suara langsung rakyat kecil yang menggantungkan hidup dari danau.
“Kami hanya minta keadilan, jangan gusur kami tanpa bicara. Kami bukan angka di laporan, kami manusia,” teriak salah satu peserta aksi dari mikrofon lapangan.
Langkah Ketua DPRK ini menjadi penyejuk di tengah ketegangan, memberi harapan bahwa kebijakan publik masih bisa dijalankan lewat dialog dan keberpihakan pada rakyat.
Editor: Yusra Efendi