Pilargayonews.com | Aceh Tengah, 29 Desember 2024 – Ketidakaktifan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Aceh Tengah dalam menanggapi polemik keramba apung yang mencemari Danau Laut Tawar menuai kecaman. Pasca dikonfirmasi oleh berbagai pihak, termasuk media, hingga kini belum ada pernyataan maupun tindakan yang terlihat dari pihak Satpol PP. Sikap bungkam ini menambah kekhawatiran masyarakat terhadap kelestarian danau yang menjadi kebanggaan Aceh Tengah.
Warga Aceh tengah yang tinggal di sekitar danau merasa diabaikan oleh pihak berwenang. “Kami sudah sering melihat Satpol PP bergerak cepat untuk urusan-urusan kecil, tapi untuk masalah serius seperti ini, mereka justru diam saja. Kalau dibiarkan, danau ini akan rusak total, dan pandangan mata serta nilai estetis danau akan hilang” ujar Mahran, salah seorang warga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Tengah, Subhan Sahara, sebelumnya telah menyuarakan keprihatinannya dan mengimbau seluruh pihak, termasuk Satpol PP, untuk berperan aktif menangani masalah ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, tidak ada satu pun respons dari Satpol PP terkait langkah nyata atau rencana penindakan terhadap para pelaku yang meninggalkan keramba apung secara sembarangan.
Kekecewaan Masyarakat Meluas
Ketua Forum Gayo Conservasi Abrar Syarif , menilai lambatnya respon dari pihak terkait menunjukkan lemahnya koordinasi antarinstansi di Aceh Tengah. “Kami mendesak pihak terkait untuk segera bertindak.
Pihak terkait seharusnya menjadi garda terdepan dalam menertibkan ini. Diamnya mereka hanya memperburuk keadaan,” ungkapnya.
Abrar juga menambahkan mengingat *Danau Lut Tawar* yang menjadi ikon utama tujuan wisata jika dibiarkan keberadaan limbah keramba apung dengan kondisi seperti itu bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga mencemari air dan mengancam kehidupan biota di dalam danau. “Jika tidak ada tindakan tegas, siapa yang akan bertanggung jawab ketika dampaknya semakin luas?” tambahnya.
Tuntutan Transparansi dan Aksi Konkret
Masyarakat dan pegiat lingkungan kini menuntut transparansi dari Satpol PP terkait alasan lambannya mereka merespons masalah ini. Warga berharap ada pertemuan terbuka antara pemerintah daerah, Satpol PP, dan komunitas masyarakat untuk membahas solusi.
“Masyarakat butuh kepastian bahwa danau ini akan diselamatkan. Kalau Satpol PP terus bungkam, mereka akan kehilangan kepercayaan dari warga,” ujar seorang pemilik usaha wisata di kawasan Danau Laut Tawar.
Langkah Berikutnya
Sementara itu, DLH Aceh Tengah menyatakan akan terus memantau situasi dan mendesak instansi terkait untuk bertindak. Namun tanpa dukungan nyata dari Satpol PP sebagai penegak aturan, upaya tersebut dinilai kurang maksimal.
Hingga kini, publik menantikan tindakan konkret dari Dinas Pariwisata dan Satpol PP untuk menyelesaikan masalah ini. Danau Laut Tawar, sebagai ikon wisata dan sumber kehidupan, tidak hanya menjadi kebanggaan Aceh Tengah, tetapi juga aset berharga yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
YE.