Takengon – Bupati Aceh Tengah yang diwakili Pj. Sekretaris Daerah, Mursyid, menyampaikan sambutan orasi budaya dan membuka resmi acara peluncuran dan bedah buku “Kelising: Kumpulan Naskah Teater Reje Linge”. Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Teater Reje Linge ini, berlangsung meriah di Oproom Setdakab Aceh Tengah pada hari Selasa (24/06/2025).
Dalam sambutan tertulis Bupati Aceh Tengah yang dibacakannya, Pj. Sekda Mursyid menyoroti pentingnya pelestarian dan pengembangan seni budaya lokal, khususnya teater.
Beliau menyampaikan apresiasi tinggi kepada Komunitas Teater Reje Linge atas dedikasi mereka dalam berkarya dan melahirkan buku “Kelising” ini.
Menurutnya, kegiatan yang terselenggara pada hari itu adalah momentum penting dalam upaya merawat, memperkuat dan menyebarluaskan nilau-nilai budaya lokal kepada generasi kini dan yang akan datang.
“Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan naskah, melainkan sebuah jejak rekam, cerminan jiwa, dan warisan berharga bagi generasi mendatang,” ujar Pj. Sekda.
Ia menambahkan bahwa melalui naskah-naskah teater ini, para pembaca tidak hanya diajak untuk mengenal tokoh-tokoh lokal secara naratif, tetapi juga untuk merenungi nilai-nilai luhur masyarakat Gayo.
Lebih lanjut, Pj. Sekda juga menekankan tekad Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk terus mendukung inisiatif-inisiatif kebudayaan yang kreatif dan inovatif.
Pihaknya menyampaikan komitmen untuk terus mendorong pelestarian budaya Gayo dalam berbagai bentuk baik dokumen tertulis, pementasan seni, pendidikan lokal hingga digitalisaai karya.
“Buku ini adalah contoh baik dari upaya tersebut, yang tidak hanya berbicara soal budaya, tetapi juga soal literasi, kreatifitas dan identitas,” kata Pj. Sekda.
“Kami berharap, dengan adanya buku ini, semangat berkesenian di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, akan semakin tumbuh subur. Mari kita jaga dan kembangkan bersama khazanah budaya kita,” pungkasnya.
Sebelumnya dalam sambutan penulis Buku Kumpulan Naskah Teater Reje Linge, Salman Yoga menyebutkan bahwa Buku Kelising Kumpulan Naskah Teater Reje Linge merupakan gabungan 4 (empat) lakon penting yang pernah di pentaskan di panggung-panggung teater nasional, yakni Tungku, Qisas Para Meurah, Benyang dan Ine.
“Bahkan satu naskah diantaranya mendapat apresiasi dari banyak pihak ketika dipentaskan di Taman Ismail Marzuki Jakarta yang bercerita tentang penderitaan rakyat Gayo akibat konflik,” ujar Salman.
Ketua Gayo Institute ini juga menyampaikan tahniahnya kepada Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah yang telah memberi ruang kepada pihaknya, sehingga 13 komunitas seni yang ada di Kabupaten Aceh Tengah mendapatkan wadah pengembangan bakat seni dan ekspresi yang selama ini kurang diperhatikan.
“Komunitas Teater Reje Linge telah berdiri selama 26 tahun dan Gayo Institut kurang lebih sudah 10 tahunan, tapi mohon maaf, baru kali ini didalam pemerintahan ini, kami disambut dan mendapat tempat serta diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.” Ungkapnya.
Acara peluncuran dan bedah buku ini turut dihadiri oleh Kepala SKPK terkait serta sejumlah budayawan, seniman, akademisi, dan masyarakat umum yang antusias. Tampak hadir pula sineasĀ nasional, Jeremias Nyangoen sutradara Film Black Coffee yang akan segera syuting di Dataran Tinggi Gayo.
Diskusi interaktif dalam sesi bedah buku semakin memperkaya pemahaman tentang isi dan makna dari naskah-naskah teater yang terkumpul dalam Buku Kelising Kumpulan Naskah Teater Reje Linge.
Selain orasi budaya dan diskusi, dalam kesempatan tersebut turut disajikan pentas didong, pembacaan puisi dan monolog. Sutradara Jeremias Nyangoen turut memberikan pandangan budayanya dalam perspektif pertunjukan seni peran. (IMH/ProkopimAT).