Gilang Ken Tawar: Ketua DPRK Tak Peka, Kesepakatan Tunda Pembongkaran Cangkul Padang Lukai Hati Nelayan Tradisional

- Editor

Sabtu, 17 Mei 2025 - 18:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Takengon,Pilargayonews.com- Aktivis muda Aceh Tengah, Gilang Ken Tawar, menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah yang menandatangani kesepakatan penundaan pembongkaran alat tangkap ikan jenis Cangkul Padang. Padahal, alat tangkap ini telah dinyatakan sebagai alat yang dilarang penggunaannya karena terbukti merusak ekosistem Danau Lut Tawar.

 

Pemerintah Daerah sebelumnya telah mulai melakukan pembongkaran terhadap sejumlah Cangkul Padang yang masih digunakan oleh oknum-oknum tertentu sebagai sumber penghidupan. Namun sebagian pemilik menolak penertiban tersebut dan justru melakukan aksi demonstrasi ke DPRK dengan tuntutan kompensasi. Ironisnya, alih-alih memperkuat langkah penegakan aturan, Ketua DPRK justru menandatangani perjanjian penundaan pembongkaran hingga para pendemo diberi kesempatan bertemu langsung dengan Bupati.

 

“Ini sangat disayangkan. Ketua DPRK seharusnya berdiri di sisi regulasi dan kepentingan masyarakat luas, bukan tunduk pada tekanan sekelompok orang yang mempertahankan alat tangkap yang dilarang. Ini bentuk kemunduran dalam penegakan aturan,” ujar Gilang Ken Tawar, yang juga dikenal sebagai pendiri Aliansi Masyarakat Gayo (AMG).

 

Menurut Gilang, langkah Ketua DPRK tersebut telah menimbulkan kegelisahan di kalangan nelayan tradisional yang selama ini konsisten mematuhi aturan dan tetap menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

 

“Banyak nelayan tradisional merasa dikhianati. Mereka sudah lama menahan diri dan mengikuti aturan, tetapi justru yang melanggar kini dilayani tuntutannya. Ini tidak adil,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, Gilang menolak pendekatan penyelesaian yang hanya berfokus pada kompensasi dalam bentuk ganti rugi. Ia menilai pendekatan semacam itu tidak menyentuh akar persoalan dan cenderung pragmatis. Pemerintah, menurutnya, harus mampu menawarkan solusi jangka panjang yang berorientasi pada kemandirian ekonomi nelayan.

Baca Juga:  Babinsa Koramil 04/Bintang Dampingi Petani di Desa Kelitu, Berikan Penyuluhan Perawatan Tanaman Tomat

 

“Yang dibutuhkan para nelayan bukan sekadar uang pengganti, melainkan program alternatif yang memberikan masa depan. Salah satunya bisa melalui pengembangan budidaya ikan air tawar berbasis kolam darat. Dengan pendekatan ini, para mantan pengguna alat tangkap destruktif dapat beralih ke sektor yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tetap produktif secara ekonomi,” ujar Gilang.

 

Model kolam darat memungkinkan nelayan membudidayakan ikan seperti nila, lele, atau patin dengan kontrol yang lebih baik terhadap kualitas air dan pakan, tanpa mengganggu ekosistem danau. Menurutnya, inisiatif semacam ini jauh lebih relevan dalam mendorong transformasi ekonomi masyarakat pesisir.

 

Diketahui, para nelayan tradisional kini tengah bersiap menggelar aksi protes sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan tersebut. Mereka menilai keputusan itu tidak hanya mencederai semangat perlindungan danau, tetapi juga berpotensi menciptakan ketimpangan dan ketidakadilan sosial di antara sesama nelayan.

 

Gilang mendesak DPRK untuk mengevaluasi ulang sikap dan kebijakannya, serta menunjukkan keberpihakan yang tegas terhadap upaya pelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat luas yang hidup bergantung pada Danau Lut Tawar.

 

“Kalau Ketua DPRK tidak sanggup bersikap adil, maka rakyat yang akan bersuara. Jangan sampai DPRK kehilangan legitimasi karena tunduk pada tekanan minoritas pelanggar aturan,” pungkasnya.

 

Editor: Yusra Efendi

Berita Terkait

Wakil Bupati Hadiri Launching Pelaksanaan PMT dan Rumah Gizi
Ketua DPRK Aceh Tengah Hadiri Dialog Lintas Agama: “Kerukunan Adalah Kekuatan”
Kendaraan Dinas Kodim 0106/Aceh Tengah Diperiksa Oleh Wasgiatlog Bidang Alpal Dam IM
Babinsa Koramil 04/Bintang Sambangi Pedagang Ikan Depik, Dukung UMKM Warga Binaan
Babinsa Koramil 04/Bintang Dampingi Petani di Desa Kelitu, Berikan Penyuluhan Perawatan Tanaman Tomat
Babinsa Koramil 04/Bintang Dampingi Petani di Desa Kelitu, Berikan Penyuluhan Perawatan Tanaman Tomat
Kapolres Aceh Tengah Imbau Orang Tua Tingkatkan Pengawasan Anak Saat Safari Subuh Rabu Berkah
Ketua DPRK Aceh Tengah Hadiri Rapat Teknis HUT RI ke-80, Tegaskan Dukungan Penuh dari Lembaga Legislatif
Berita ini 231 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 14:57 WIB

Wakil Bupati Hadiri Launching Pelaksanaan PMT dan Rumah Gizi

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:44 WIB

Perjuangkan Dana Bagi Hasil Kopi Gayo, Bupati Haili Yoga Temui Menteri Perdagangan

Kamis, 31 Juli 2025 - 09:11 WIB

Ketua DPRK Aceh Tengah Hadiri Dialog Lintas Agama: “Kerukunan Adalah Kekuatan”

Rabu, 30 Juli 2025 - 06:44 WIB

Babinsa Koramil 04/Bintang Dampingi Petani di Desa Kelitu, Berikan Penyuluhan Perawatan Tanaman Tomat

Selasa, 29 Juli 2025 - 19:33 WIB

Ketua DPRK Aceh Tengah Hadiri Rapat Teknis HUT RI ke-80, Tegaskan Dukungan Penuh dari Lembaga Legislatif

Selasa, 29 Juli 2025 - 12:14 WIB

Pemkab Aceh Tengah Gelar Lomba Perahu Naga dan Arung Jeram Sambut HUT RI ke-80

Selasa, 29 Juli 2025 - 12:12 WIB

Selasa, 29 Juli 2025 - 11:38 WIB

Bupati Haili Pimpin Langsung Rapat Persiapan HUT RI Ke-80 Tahun 2025.

Berita Terbaru

Aceh Tengah

Wakil Bupati Hadiri Launching Pelaksanaan PMT dan Rumah Gizi

Kamis, 31 Jul 2025 - 14:57 WIB

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x