Takengon, Pilargaunews.com – 20 Maret 2025, Menjawab dan mengklarifikasi terkait kerusakan jalan penghubung vital ruas Sp. Uning – Batas Aceh Tengah/Gayo Lues yang melewati Kampung Kute Baru, Kecamatan Linge yang sempat di beritakan media ini beberapa hari yang lalu , Syahril selalu GS CV, Ceurupay Jaya yang terlibat dalam kegiatan proyek Jalan Takengon- Isaq akhirnya memberikan klarifikasi resmi. Proyek yang menelan anggaran Rp 8.082.583.000 dari APBN 2023 ini sebenarnya telah dilaksanakan sesuai standar teknis yang berlaku, namun dihadapkan pada tantangan geografis yang kompleks.
Dalam penjelasannya, Syahril menguraikan bahwa proyek ini mencakup dua titik pekerjaan, yaitu STA 14 sepanjang 40 meter dan STA 20 sepanjang 100 meter, dengan ketinggian tebing antara 6 hingga 8 meter.
“Penting kami sampaikan, kerusakan yang terjadi saat ini hanya terdapat di titik STA 20, yang merupakan zona dengan kontur tanah labil dan dikenal rawan pergerakan tanah. Ditambah lagi, dalam beberapa bulan terakhir, kawasan ini diguyur hujan dengan intensitas tinggi, yang mempercepat pergerakan tanah di lokasi tersebut,” ujar GS CV, Ceurupay Jaya.
Syahril juga menegaskan bahwa meskipun masa pemeliharaan proyek telah berakhir sesuai kontrak pada 31 Oktober 2024 yang laku, pihaknya tetap berkomitmen untuk melakukan perbaikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan profesionalisme perusahaan.
“Syahril, kami akan segera mengerahkan tim teknis untuk melakukan penanganan kerusakan di titik tersebut. Kami melangkah bukan semata-mata karena kewajiban kontraktual, tetapi karena komitmen moral kami kepada masyarakat Aceh Tengah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Syahril memastikan bahwa seluruh tahapan pekerjaan telah dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan diawasi oleh beberapa pihak . Namun, faktor alam seperti pergerakan tanah dan cuaca ekstrem menjadi tantangan yang tak terelakkan di wilayah seperti Linge yang memiliki karakteristik geografis rentan.
“Kami ingin menegaskan bahwa proyek ini dibangun dengan standar mutu yang telah ditentukan dan mengikuti pedoman dari BPJN Aceh. Namun, kami juga harus mengakui bahwa ada faktor geoteknik yang di luar kendali manusia,” jelasnya.
Di akhir pernyataannya, pihak terkait mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan memantau kondisi infrastruktur yang ada, serta meminta doa dan dukungan agar perbaikan yang akan segera dilakukan berjalan lancar.
“Kami berharap masyarakat memahami bahwa proyek infrastruktur di daerah seperti ini memang membutuhkan perhatian khusus dan perawatan berkelanjutan. Kami hadir untuk memberikan solusi, bukan lari dari tanggung jawab,” tutup Syahril.
Yusra Efendi