Pemimpin Arogan, Pertanda Gagal Memahami Esensi Kepemimpinan

- Editor

Jumat, 27 Juni 2025 - 04:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Zoel Kenedi, Ketua LSM Kaliber Aceh

Pilargayonews.com | Arogansi bukanlah tanda kekuatan, melainkan sinyal kelemahan yang dibungkus dengan ego. Seorang pemimpin yang mudah tersulut emosi, kasar dalam tutur kata, dan enggan menerima kritik sejatinya tidak layak berada di pucuk kepemimpinan. Sebab, kepemimpinan bukan soal kekuasaan, melainkan soal melayani.

Studi yang pernah dipublikasikan Washington Post mengutip psikolog Ashley Merryman menegaskan bahwa kerendahan hati adalah karakter esensial dalam kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang rendah hati cenderung lebih terbuka, kolaboratif, dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Sebaliknya, pemimpin arogan cenderung merasa paling benar, menutup ruang dialog, dan meremehkan kontribusi orang lain.

Sebagai Ketua LSM Kaliber Aceh, saya menilai bahwa seorang pemimpin yang marah dan mencaci ketika dikritik oleh jurnalis atau aktivis sosial, bukan hanya gagal memahami peran sosial kontrol, tetapi juga menunjukkan ketidakdewasaan dalam memimpin. Ketika kritik dianggap sebagai serangan, maka sesungguhnya ia sedang memelihara zona nyaman yang rapuh. Padahal, kritik adalah vitamin demokrasi — pahit, tapi menyehatkan.

Baca Juga:  Sekretaris Komisi D DPRK Aceh Tengah Hadiri Sosialisasi Family Care Unit

Jika seorang pemimpin merasa risih dengan pemberitaan, itu justru menandakan bahwa ada yang tidak beres. Pemimpin yang bersih dan transparan tak akan merasa terusik oleh suara kritis. Sebaliknya, ia akan merangkulnya sebagai umpan balik yang berharga.

Arogansi hanya akan memisahkan pemimpin dari rakyatnya. Ia menjadi menara gading yang jauh dari realita di bawah. Ia lupa bahwa jabatan adalah amanah, bukan anugerah untuk berlaku semena-mena. Tak ada daerah yang akan maju di tangan pemimpin yang anti-kritik dan membenci pers.

Sudah saatnya kita menilai pemimpin bukan dari seberapa lantang suaranya ketika marah, tapi seberapa tenang ia menanggapi kritik. Bukan dari seberapa banyak ia berpidato, tapi dari seberapa tulus ia mendengar.

 

Berita Terkait

Sapriadi, Sosok Muda Energik Terpilih Jadi Reje Cibro Periode 2025–2031
Di Balik Sengketa Pilreje Pedemun: Dari Suara Rakyat ke Fakta Integritas
Andry Syah Putra Raih Kemenangan Telak dalam Pemilihan Reje Blang Delem 2025–2031
Pengerjaan Proyek MCK PUPR Aceh Tenggara Tahun 2025 Swadaya Desa , Dinas PUPR sarang masalah
Apakabar Efesiensi,Aceh Tenggara Kagak Ngaruh,Yang Penting Beli Mobil Dinas
Tenggelam di Tengah Kesadaran: Ego yang Menghapus Masa Depan
Wakil Bupati Aceh Tengah Serahkan Bantuan Masa Panik untuk Korban Kebakaran di Wih Nongkal
Buka Musda MPU Periode 2025-2030, Bupati Haili Yoga Harapkan Pengurus Baru Selaras dengan Visi Pembangunan Daerah
Berita ini 372 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:25 WIB

Sapriadi, Sosok Muda Energik Terpilih Jadi Reje Cibro Periode 2025–2031

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:58 WIB

Di Balik Sengketa Pilreje Pedemun: Dari Suara Rakyat ke Fakta Integritas

Kamis, 23 Oktober 2025 - 10:51 WIB

Andry Syah Putra Raih Kemenangan Telak dalam Pemilihan Reje Blang Delem 2025–2031

Kamis, 23 Oktober 2025 - 08:08 WIB

Babinsa Koramil 04/Bintang Bantu Warga Membangun Rumah di Desa Dedamar

Kamis, 23 Oktober 2025 - 04:21 WIB

Tumbuhkan Kesadaran,Tim Satgas TMMD ke 126 Berikan Penyuluhan Hukum Dan Kamtibmas

Kamis, 23 Oktober 2025 - 04:19 WIB

Satgas TMMD Ke-126 Kodim 0106/Aceh Tengah Bantu Pemasangan Jalur Pipanisasi di Desa Bukit Sari

Rabu, 22 Oktober 2025 - 15:34 WIB

Tenggelam di Tengah Kesadaran: Ego yang Menghapus Masa Depan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:14 WIB

Polres Aceh Tengah Gelar Donor Darah, Wujud Kepedulian Sambut Hari Jadi Humas Polri ke-74

Berita Terbaru