Takengon, Pilargaunews.com – 19 Maret 2025, CV. Ceuripay Jaya kini menjadi sorotan tajam usai proyek penanganan longsoran di ruas Sp. Uning – Batas Aceh Tengah/Gayo Lues yang mereka kerjakan mengalami kerusakan parah, meski baru selesai dibangun awal 2024. Proyek yang menelan anggaran publik sebesar Rp 8.082.583.000 dari APBN 2023 ini, kini berubah menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat Aceh Tengah, khususnya masyarakat Kecamatan Linge.
Ironisnya, baru hitungan bulan sejak peresmian, badan jalan di Kampung Kute Baru sudah dipenuhi retakan-retakan lebar dan lubang besar Hingga kedalam 10cm sampai dengan 25cm di sejumlah titik. Situasi ini jelas menjadi cermin buruk atas kualitas pengerjaan yang dinilai asal-asalan dan tidak profesional.
“Kami kecewa berat! Uang negara miliaran rupiah habis, tapi jalan yang dibangun seperti ini. CV. Ceuripay Jaya harus bertanggung jawab!” tegas seorang tokoh pemuda setempat dengan nada geram.
Musim hujan yang mengguyur kawasan ini hanya mempercepat kerusakan. Air hujan yang menggenangi lubang-lubang di jalan menambah risiko kecelakaan bagi pengguna jalan. Sejumlah pengendara ojek yang menggantungkan hidupnya dari jalur tersebut mengaku was-was melintas setiap hari. “Ini bukan hanya soal lubang, ini soal nyawa,” keluh salah satu pengemudi ojek.
Desakan publik semakin keras agar CV. Ceuripay Jaya tidak hanya diminta memperbaiki, tetapi juga diminta menjelaskan ke publik mengapa proyek dengan nilai miliaran ini tak sanggup bertahan dalam waktu yang wajar. Warga juga menuntut Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh sebagai pihak yang mengawasi proyek ini untuk turun tangan secara serius.
“Kami menduga ada kelalaian atau bahkan permainan dalam proyek ini. Bagaimana mungkin jalan baru langsung rusak parah dalam hitungan bulan? Jangan hanya diam, kami minta ada audit menyeluruh dan sanksi tegas kepada rekanan!” lanjut tokoh masyarakat lainnya.
Hingga kini Aril Herlambang Direktur CV. Ceuripay Jaya masih bungkam. Tidak ada klarifikasi resmi terkait penyebab kegagalan proyek ini. Warga menilai ketidakjelasan ini hanya mempertegas buruknya akuntabilitas pelaksana proyek dan lemahnya pengawasan pemerintah.
Yusra Efendi