Oleh Ketua Kaliber Aceh Zoel Kenedi
Kutacane – Sejak awal menjabat sebagai Bupati Kabupaten Aceh Tenggara pihak-pihak yang intens memperhatikan jalannya pemerintahan di bawah kepemimpinannya merasakan ada something wrong, ada yang salah dengan pola kerjanya.
Tidak heran kalau muncul pertanyaan yang sering terlontar dalam perbincangan publik, mengapa banyak warga masyarakat yang cenderung memiliki persepsi negatif terhadap Pimpinan Daerah saat ini walaupun ia sudah berbuat banyak untuk masyarakat Aceh Tenggara ?
Bisa jadi hal ini disebabkan gaya kepemimpinan dan kebijakan Bupati yang cenderung mengabaikan aspek-aspek prinsipil karena disinyalir banyaknya kepentingan pribadi dan kelompok kecilnya dalam menjalankan sistem pemerintahan
Beberapa permasalahan yang berlangsung selama kepemimpinannya bisa digunakan untuk menemukan benang merah guna menguraikan sinyalamen tersebut agar lebih gamblang
Pertama, kesalahan KSOTK (Kedudukan Susunan Organisasi Tata Kerja) sampai saat ini belum ada pengangkatan dalam suatu jabatan,bahkan temuan di lapangan saat sidak kekantor kantor banyak pejabat yang tidak ada di kantor nya belum juga diberhentikan ,ini m mejadi tanda tanya ada apa kesalahan yang begitu nyata masih dibiarkan
Bahkan dalam hal pengerootan dana Desa untuk program Titipan yang terlibat adalah ketua forum camat namun isu sudah viral belum juga ada tindakan,jadi masyarakat Aceh Tenggara berasumsi kalau kalau ada dapat percikan selaku atasan langsung.
Saya rasa Aceh Tenggara memang benar dalam keadaan status quo Kebijakan dalam mendiamkan pungli serta Titipan kegiatan yang lahir tanpa Musdus tersebut dinilai sebagai pembenaran untuk “menghalalkan yang haram”, yaitu permakluman untuk melanggar ketentuan perundang-undangan
Sampai hari ini patut diduga kuat bahwa seluruh pejabat Pemkab Aceh yang ikut andil dalam merusak tata kelola pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara adalah orang orang yang mengerti apa kekurangan pimpinan Daerah ya dengan kata lain atur saja ola ribut sehingga pimpinan pejabat teras takut untuk menggeser soalnya Haus Nafsu sudah diatasi dikeritik sedikit langsung bahasa kasar keluar sepeti yang di terima salah satu Media online Pekak Kadang Ko
Saat ini Kabupaten Aceh Tenggara, seolah-olah di pimpinan oleh dua orang saja eksekutif dan oknum Ketua legislatif,pasalnya setiap ada temuan dilapangan baik proyek titipan mau pun pungli hanya nama oknum Anggota DPRK yang mencuat , sampai sampai supir pribadi ikut dalam lingkaran setan ini terutama di kecamatan Leuser
Kalau mau berbuat seperti Slogan perbaikan , perbaiki dahulu orang orang mu bos q baru Anda Memperbaiki Daerah ini , kalau hanya lomba perut buncit saja tidak perlu turun membuat pencitraan kalau reformasi birokrasi masih amburadul,atau selalu berpesan Bupati adalah saya bukan adik saya bukan begitu .






