Aceh Tengah | Pilargayonews.com – Pemerintah Kampung Gunung Bukit, Kecamatan Kebayakan, resmi membentuk Koperasi Merah Putih Syariah melalui Musyawarah Kampung Khusus (Muskamsus) yang berlangsung di Menasah Baitul Mardiyah, Rabu (28/5/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, petue kampung, bhabinkamtibmas, aparatur desa, serta perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Tengah.
Acara dibuka secara resmi oleh Bedel Kampung Gunung Bukit, Asnawi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pembentukan koperasi merupakan salah satu amanat dari program Asta Cita Presiden RI, yang menekankan pentingnya penguatan ekonomi desa berbasis kelembagaan.
“Di Kecamatan Kebayakan, terdapat 20 kampung. Saat ini, 19 kampung lainnya telah membentuk atau sedang dalam proses pembentukan koperasi. Gunung Bukit menjadi desa terakhir yang menyusul pembentukan koperasi ini,” kata Asnawi.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, seluruh hadirin menyaksikan penayangan video pernyataan Presiden Republik Indonesia terkait pentingnya peran koperasi dalam memperkuat ekonomi rakyat di tingkat desa.
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi Usaha Mikro, Dinas Koperasi dan UKM Aceh Tengah, Teniro Jaya, dalam sambutannya menegaskan bahwa Koperasi Merah Putih harus menjadi badan usaha milik desa yang murni berbasis potensi lokal.
“Koperasi Merah Putih adalah bentuk konkret dari pemberdayaan ekonomi desa. Anggotanya tidak boleh berasal dari luar desa, dan usaha koperasi harus menyesuaikan dengan kebutuhan serta potensi kampung masing-masing. Di Gunung Bukit, misalnya, kita akan mengembangkan unit usaha sembako yang dijual di bawah harga pasar,” jelas Teniro.
Ia juga menekankan pentingnya independensi koperasi. Dalam struktur pengawasan, Reje atau kepala desa akan berperan sebagai pengawas utama. Namun, aparatur kampung lainnya tidak diperkenankan untuk terlibat langsung dalam struktur pengelolaan koperasi.
Dengan pembentukan Koperasi Merah Putih Syariah Gunung Bukit, diharapkan kampung ini dapat mengembangkan potensi ekonomi secara mandiri, memperkuat daya saing masyarakat desa, dan menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis kearifan lokal di Aceh Tengah.