Redelong:,Pilargayo.news.com -AMG Desak KPK dan Presiden Prabowo Bongkar Mafia Tanah Waduk Kreueng Kereuto,Aliansi Masyarakat Gayo (AMG) dengan tegas menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pengungkapan praktik mafia tanah dalam proyek Waduk Kreueng Kereuto.
Dalam waktu dekat, AMG berkomitmen membawa permasalahan ini langsung ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta ke meja Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, guna menuntut keadilan bagi masyarakat yang haknya telah terabaikan.
Menurut Sinar Harapan, selaku Koordinator AMG, kasus ini merupakan bentuk pelanggaran hukum yang terstruktur dan terkoordinasi dengan rapi. Pasalnya, hingga kini, tidak ada satu pun langkah konkret dari pihak berwenang untuk menyelesaikan permasalahan hak masyarakat, yang notabene telah menunjukkan itikad baik dengan membayar pajak setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Sinar Harapan juga menyoroti persoalan makam bersejarah yang hingga saat ini masih diselimuti ketidakjelasan. Padahal, pada 18 Agustus 2023, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah menandatangani kesepakatan bahwa makam tersebut tidak boleh dipindahkan dan harus diinventarisasi sebagai kompleks cagar budaya. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa komitmen tersebut hanya sebatas wacana tanpa implementasi nyata.
Ironisnya, meskipun waduk telah digenangi air, tuntutan masyarakat sama sekali tidak diakomodir. Fakta ini semakin mempertegas dugaan bahwa praktik kejahatan agraria ini dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan masif. Dengan adanya indikasi kuat bahwa berbagai pihak bermain dalam skandal ini, AMG menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam.
“Kami tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan. Jika negara benar-benar berpihak kepada rakyat, maka mafia tanah ini harus dibongkar hingga ke akar-akarnya,” tegas Sinar Harapan.
AMG kini menantikan langkah konkret dari KPK dan Presiden Prabowo untuk mengusut tuntas kasus ini. Jika tidak, maka ketidakadilan ini hanya akan semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.
Tim Red
