Takengon – pilargayonews.com | Ketua DPRK Aceh Tengah, Fitriana Mugie, turun langsung ke Desa Mendale, Kecamatan Kebayakan, Selasa (23/9/2025), untuk meninjau kondisi krisis air bersih yang sudah lebih dari sepekan dikeluhkan warga.
Dalam kunjungan itu, Fitriana didampingi oleh Anggota Komisi C DPRK Aceh Tengah, Hanafiah, S.P, dan Anggota Komisi C DPRK Aceh Tengah, Yuska Mashudi, A.Md.S.A.rs. Mereka bersama-sama meninjau lokasi intek Mendale milik Perusahaan Air Minum Tirta Tawar Aceh Tengah yang menjadi sumber utama pasokan air bagi ribuan pelanggan di Kebayakan.
“Kami ingin memastikan langsung kondisi di lapangan dan mencari solusi bersama pemerintah daerah serta pihak perusahaan. Air bersih adalah kebutuhan pokok yang harus terpenuhi,” tegas Fitriana.
Sekitar 4.000 pelanggan di Kebayakan terdampak pasokan air yang tidak lancar. Akibatnya, sebagian warga terpaksa membeli air tangki dengan harga mencapai Rp60 ribu per 1.500 liter.
Mak Nazwa (45), warga Jongok Meluem, mengatakan kondisi ini sangat memberatkan.
“Untuk masak saja susah, apalagi sampai harus beli air untuk memandikan jenazah,” ujarnya.
Ketua Wilayah II Kebayakan, Saifullah, menjelaskan masalah ini bukan karena kerusakan mesin, melainkan karena debit air baku dari Danau Laut Tawar yang terus menyusut.
“Mesin pompa berkapasitas 40 liter per detik per unit. Jika dua unit dijalankan bisa 80 liter per detik, tapi karena air baku tidak cukup, hanya satu mesin yang dioperasikan agar tidak rusak,” jelasnya.
Sebagai langkah darurat, pihak Tirta Tawar menyiapkan pasokan air gratis bagi warga yang mengalami musibah.
“Air akan kami antar langsung ke lokasi untuk kebutuhan memandikan jenazah,” tambah Saifullah.
Direktur (Pjs) Perusahaan Air Minum Tirta Tawar Aceh Tengah, Lid Fitrasani, S.E., menegaskan pihaknya akan mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini. Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah penambahan jaringan pipa agar bak penampungan bisa terisi lebih optimal.
“Kami memahami keresahan masyarakat. Perusahaan akan melakukan penanganan serius dan segera mencari solusi teknis terbaik, apakah melalui penambahan pipa atau langkah lain yang memungkinkan, sehingga kebutuhan air warga bisa kembali terpenuhi,” kata Lid Fitrasani.
Fitriana menegaskan pihaknya tidak ingin masalah ini hanya ditangani secara darurat. DPRK akan mendorong pemerintah daerah dan Perusahaan Air Minum Tirta Tawar agar merumuskan solusi permanen.
“Krisis air ini jangan sampai menjadi masalah tahunan. Harus ada langkah strategis agar warga tidak terus-menerus kesulitan,” pungkasnya.