Takengon – Pilargayonews.com | Rumah Sakit Regional Takengon kembali menjadi sorotan publik setelah Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, menerima kunjungan tim monitoring dari Pemerintah Aceh, Selasa (22/04/2025). Kunjungan tersebut menjadi sinyal penting bahwa rumah sakit yang sempat “tertidur panjang” sejak peletakan batu pertamanya pada 2012 itu, akan segera memasuki babak baru.
Dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Aceh, tim turut diperkuat oleh Inspektur Aceh, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, serta perwakilan Badan Pengelolaan Keuangan Aceh. Dari pihak tuan rumah, hadir pula Asisten III Setdakab Aceh Tengah, Inspektur Kabupaten, Plt. Kepala BPKD, dan Direktur RSUD Datu Beru.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat di ruang kerja Wabup, Muchsin menyampaikan apresiasi atas langkah konkret Pemerintah Aceh dalam memonitor dan meninjau langsung progres fisik serta administrasi RS Regional Takengon yang berlokasi di Belang Bebangka, Pegasing.
“Ini bukan sekadar proyek pembangunan biasa, ini adalah harapan masyarakat wilayah tengah Aceh yang selama ini bertumpu pada RSUD Datu Beru, yang kapasitasnya kian terbatas. Maka kehadiran RS Regional ini sangat dinantikan,” tegas Muchsin.
Lebih dari sekadar meninjau bangunan, kunjungan ini juga berfokus pada validasi aset yang nantinya akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sebagai Barang Milik Daerah (BMD). Hal ini dinilai krusial agar Pemkab bisa mengelola rumah sakit secara penuh dan mandiri.
“Kami siap memfasilitasi proses ini. Semakin cepat diserahterimakan, semakin cepat pula kita bisa operasikan untuk masyarakat,” imbuhnya.
Ketua tim kunjungan, Dr. T. Aznal Zahari, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya sistematis Pemerintah Aceh dalam memastikan bahwa seluruh aset pembangunan dikelola sesuai dengan regulasi dan berorientasi pada pelayanan publik.
“Kami ingin memastikan proses alih kelola berjalan tanpa hambatan administratif. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi soal fungsi dan manfaat langsung kepada masyarakat,” jelas Aznal.
Usai dialog, tim langsung bergerak ke lapangan. Fasilitas RS Regional Takengon diperiksa satu per satu, sembari dilakukan pencocokan data dan dokumentasi aset. Validasi ini menjadi tahapan penting sebelum proses serah terima dilakukan secara resmi.
Dengan segala potensi yang dimiliki, RS Regional Takengon diharapkan bukan hanya jadi penopang layanan kesehatan, namun juga simbol kemajuan pembangunan infrastruktur sosial di Dataran Tinggi Gayo. Kini, bola berada di tangan pemerintah daerah untuk bergerak cepat menyelesaikan tahapan lanjutan menuju operasionalisasi rumah sakit yang telah lama dinanti itu.