Jakarta – Bupati Aceh Tengah Drs. Haili Yoga, M.Si melakukan audiensi dengan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. Budi Santoso, M.Si di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Kamis (31/07/2025). Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperjuangkan Dana Bagi Hasil (DBH) dari komoditas unggulan Kopi Gayo serta mendukung pembangunan infrastruktur ekonomi lainnya di Kabupaten Aceh Tengah.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Haili Yoga menyampaikan bahwa kopi Gayo saat ini ditanam di atas lahan seluas lebih dari 52.000 hektare dan telah berkontribusi besar terhadap devisa negara melalui ekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, hingga Amerika. Namun hingga kini, belum ada mekanisme Dana Bagi Hasil dari sektor kopi yang diterima langsung oleh daerah penghasil.
“Kami hadir untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat petani kopi agar pemerintah pusat dapat menghadirkan skema Dana Bagi Hasil dari komoditas kopi, seperti halnya perkebunan sawit. Ini penting demi mendorong kesejahteraan petani dan memperkuat ekosistem ekonomi daerah”, ujar Haili Yoga sambil memaparkan potensi wilayah serta memutar video profil Aceh Tengah.
“Kami datang mempromosikan kopi gayo yang lebih kurang ada 52 ribu hektar dan kita belum mendapatkan dana bagi hasil dari pemerintah pusat dan mungkin ada beberapa syarat yang harus kita penuhi”, sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Dr. Budi Santoso menyampaikan apresiasi atas inisiatif Pemkab Aceh Tengah dan menegaskan bahwa kopi Gayo adalah komoditas unggulan nasional yang sudah mendunia dan perlu terus dipromosikan secara masif, baik di pasar ekspor maupun domestik.
“Ini kopi gayo, kopi yang sudah sangat terkenal kopi yang mendunia, Kita terus memprosikan termasuk dalam negeri harus ada kemudahan dan ekspor juga juga semkain mudah semakin bersaing dengan kopi kopi lain didunia”, ungkap Menteri Perdagangan.
“Secara keseluruhan biar ekosistem ekonominya bisa berjalan di Aceh Tengah karena kopinnya sudah memberikan devisa yang besar jadi dukungan infrastruktur dan lain lain bisa berjalan dan semua tidak ada hambatan dalam mengekspor kopi gayo”, tambahnya.
Selain isu DBH, Bupati Haili Yoga juga mengusulkan revitalisasi pasar rakyat, pembangunan dry port, dan penguatan resi gudang sebagai bagian dari strategi penguatan ekonomi lokal. Revitalisasi pasar akan dikoordinasikan melalui Kementerian PUPR, sementara pembangunan pelabuhan darat (dry port) dan resi gudang akan disinergikan dengan Kementerian Perhubungan.
Dalam hal penguatan distribusi dan ekspor kopi Gayo, Pemkab Aceh Tengah juga mengajukan pembangunan dry port dan pengadaan resi gudang untuk mempercepat logistik dan menjaga kualitas produk. Menurut arahan Mendag, hal ini akan dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, karena terkait langsung dengan pengembangan pelabuhan darat dan sistem logistik nasional.
Terkait Dana Bagi Hasil kopi, Menteri Budi mengarahkan agar usulan disampaikan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan tembusan ke Kementerian Perdagangan, agar dapat dikawal lintas kementerian.
“Untuk Dana Bagi Hasil diusulkan ke Kemenko Perekonomian tembusan nanti ke Menteri Perdagangan, kemudian terkait Revitalisasi Pasar menunggu anggaran, karena pasar sebagai objek ekonomi bekerjasama dengan Kementerian PUPR dan Pelabuhan Dry Port koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan”, ujar Menteri Budi yang hadir bersama Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan, serta Sekretaris Dirjen PDN, Arief, turut hadir mendampingi Menteri dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi realisasi nyata dukungan pusat terhadap daerah-daerah penghasil komoditas strategis, seperti Aceh Tengah, guna memperkuat kemandirian ekonomi berbasis potensi unggulan daerah.
Turut mendampingi Bupati, Kepala Dinas Perdagangan Aceh Tengah Jumadil Enka, Plt. Kepala Badan Keuangan Daerah, Gunawan Putra dan Kabag Prokopim Setdakab Aceh Tengah Rahmat Hidayat dan Kabid Pengembangan Perdagangan, Hadiyan Wijaya.